Sabtu, 27 Oktober 2012

Tetasan Tinta Ini Ku Persembahkan Untuk Mu


Oleh
Zulfahmi Ubit
(Direktur Umum LAPMI-HMI Cabang Sigli)

Baca,resapi & renungkan.

Pesan Ibu Untuk Anaknya :
"Jika Aku Tua.."
Jika aku tua nanti, bukan seperti aku yang dahulu
Mengertilah terhadapku
Jika aku lupa cara mengikat sepatuku ,
Ingatlah saat ku dulu mengajarimu
Kalau aku berulang-ulang mengatakan sesuatu,
Bersabarlah mendengarkanku

Jangan memutus pembicaraanku
Walau sudah bosan telingamu
Jika aku seketika lupa pembicaraan kita,
Berilah aku waktu untuk mengingatnya
Bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting
Asal kau ada mendengarkan disamping
Saat kau kecil aku harus mengulang cerita
Yg telah beratus kali kubacakan agar kau tertidur dan
gembira
Jika aku tua nanti, rengkuhlah jemariku ini
Beri aku perhatianmu yang tak pernah henti
Kalau aku perlu kamu memandikanku, jngnlah marah
kepadaku
Ingatlah, sewaktu kecil aku harus memakai seribu cara
untuk membujukmu
Kalau aku tak paham informasi dan hal baru, janganlah
mengejekku
Ingatlah dahulu aku harus bersabar menjawab setiap
"mengapa" darimu
Jika nanti aku lemah dan tak sanggup berjalan lagi,
Ingatlah saat kau dulu belajar menapakkan kaki
Ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku
Seperti saat aku dulu mendampingimu
Kini, temani aku jalani sisa usiaku
Berikan kasih tulus mu
Kan ku balas dengan rasa syukurku
Serta cinta tak terhingga untukmu.
Jika aku tua nanti,
Kelak kan tiba waktuku tuk pergi
Panjatkanlah selalu doamu padaNya yang Maha Tinggi
Karena permohonanmu kan melesat bagai cahaya dalam
kuburku…menerangi
Jangan kau tangisi dan ratapi aku dengan kesedihanmu
Berdoa dan perbanyaklah amal baikmu
Doa anak saleh yang kan membantu
dan jadi pelita dalam kuburku
Jadilah orang yang berbakti
Isi hidup dengan hal yang berarti
Agar kelak Dia kan mempertemukan kita kembali
Ditaman surgaNya yang abadi….

Sayangi Ibumu Selagi dia masih ada di dunia
READ MORE - Tetasan Tinta Ini Ku Persembahkan Untuk Mu

Minggu, 07 Oktober 2012

sahabatku

Sahabatku..
seberat apapun masalahmu
sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlari darinya
ataupun bersembunyi
"The Big Four"
agar kau tak akan bertemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya

karena sahabat…..
seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemuimu
dalam sebuah episode kehidupanmu

sahabatku……
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkan ia masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu

hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan

sahabat…….
dengan begitu
sepulangnya ia dari rumahmu
akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar
dalam semua keadaan

dan kau pun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan

dan yakinlah sahabat……..
kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam

kitalah peran utama dalam pengukir swasana hati
dengar swara hati nurani dan
berhati-hati lah ketika pikiran ikut memilih

READ MORE - sahabatku

Sabtu, 29 September 2012

Metro TV dan TV One, Serupa Tapi Tak Sama


Siapa yg tak tau Metro TV dan TV One? Utk saat ini kedua stasiun tv tsb bs dibilang adalah stasiun tv berita paling tersohor di Indonesia. Stasiun tv yg mayoritas acaranya adalah berita tsb biasanya selalu terdepan dlm mengabarkan sebuah peristiwa sehingga di mata sebagian besar masyarakat mungkin kedua stasiun tv tsb merupakan stasiun tv berita paling kr
edibel di Indonesia. Itupun msh ‘mungkin’ yah… :D

Namun kredibilitas kedua stasiun tv berita tsb saat ini benar-benar dipertanyakan. Kedua stasiun tv berita tsb benar-benar telah membuat pemberitaan yg menimbulkan kontroversi dan bisa dibilang telah menyakiti hati org lain, bahkan membuat pemberitaan yg cenderung fitnah. Sangking semangatnya memberitakan soal teroris, pemberitaan mereka menjadi serampangan. Bahkan mungkin di dlm kode etik dunia jurnalistik, kesalahan tsb sangat fatal sekali.

Pertama adalah kesalahan yg dilakukan Metro TV. Berbekal hasil pendapat dan pengamatan dr seorang profesor universitas terkenal yg saat itu mjd narasumber, Metro TV langsung mem-publish hasil pendapat dan ‘pengamatan’ profesor yg menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler yg ber-’basecamp’ di masjid-masjid sekolah adalah cikal bakalnya lahirnya teroris baru (muda). Dan hasil pengamatan tsb tanpa pikir panjang langsung dipublish tanpa melakukan filterisasi terlebih dahulu. Tentunya hal tsb membuat pelajar dan alumni ‘ROHIS’ marah dan tersinggung.

Metro TV seolah tanpa tanggung jwb ‘melempar’ opini kpd masyarakat dan menyerahkan kesimpulan jg kpd masyarakat mengenai ‘hasil’ pengamatan profesor tsb yg secara tdk langsng menyebut bahwa ‘ROHIS’ adalah cikal bakal lahirnya teroris baru. Siswa-siswi ‘ROHIS’ tentu tdk terima atas pemberitaan tsb. Gelombang protes pun dilancarkan kpd Metro TV. Pada akhirnya Metro TV memang telah meminta maaf atas kesalah pahaman tsb, perlu digaris bawahi ‘meminta maaf atas kesalah pahaman‘, namun bukan meminta maaf telah ‘membantu’ menyebarkan opini yg ‘menggiring’ bahwa ‘ROHIS’ adlh cikal bakal teroris baru.

Walaupun sudah ‘meminta maaf’ pun, Metro TV masih sempat-sempatnya ‘membela diri’. Dengan mencoba ‘bermain’ kata, Metro TV tetap bersikeras bahwa mereka tdk menyebut kata ‘ROHIS’, namun anehnya pihak Metro TV tdk menjelaskan apa ekstrakurikuler yg dimaksud tsb?

Yah begitulah, seenaknya ‘melempar’ opini dan menyerahkan kesimpulan kpd masyarakat, namun ketika masyarakat marah dan tersinggung, mereka dg ‘enteng’-nya meminta maaf atas kesalah pahamannya saja, itupun minta maaf hanya dilakukan di website mereka, bukan di televisi (koreksi jika saya salah) sebagaimana mereka menyiarkan pemberitaan yg menyakiti hati orang lain tsb. Padahal tdk semua org yg menonton acara Metro TV itu suka membuka website mereka juga.

Kedua adalah kesalahan yg dilakukan oleh TV One. Kesalahan TV One yg satu ini benar-benar sangat fatal. Melakukan fitnah dan pencemaran nama baik dlm bentuk berita. Entah kaidah jurnalistik model apa yg digunakan oleh redaksi TV One dlm menciptakan sebuah berita dan informasi.

TV One dg sumber dan pengetahuan yg terbatas seolah ingin mencoba mengurai jaringan teroris dlm bentuk bagan yg disertai dg foto-foto teroris. Di dlm salah satu jaringan teroris tsb ada seorg teroris yg bernama ‘Baderi’. Namun fatalnya, foto yg dipasang pd nama ‘Baderi’ bukanlah ‘Baderi’ teroris yg dimaksud, melainkan adalah ust. DR. Muhammad Arifin Badri, MA yg merupakan seorg ustadz dan juga dosen salah satu sekolah tinggi Islam di Jember lulusan Universitas Madinah Arab Saudi yg justru dakwahnya sangat menentang aksi terorisme atas nama agama. Entah apa dasarnya TV One dg ‘enteng’ memasang foto ust. Badri ke dlm salah satu jaringan teroris. Apakah karena ust. Badri berjenggot sehingga redaksi TV One sangat yakin dan tanpa segan-segan memasang foto beliau? Waallahu ‘alam.

Berbeda dg Metro TV, TV One sepertinya msh jauh lbh ‘gentle’ ketimbang Metro TV. TV One benar-benar meminta maaf secara terbuka atas kelalaian dan kecerobohan mereka dlm melakukan pemberitaan dan ust. Badri sepertinya sdh memaafkanya dan lebih memilih jalur damai. Selain meminta maaf langsung kpd ustadz, TV One jg telah memberikan hak jawab utk ust. Arifin Badri secara terbuka dan disiarkan secara ‘live’.

Kedua kasus tsb bs dijadikan pelajaran bagi kedua stasiun tv berita tsb dan juga stasiun tv lain agar lebih berhati-hati dlm membuat berita dan mendatangkan narasumber. Jangan sampai maksud hati ingin membuat berita yg mencerdaskan, tapi malah justru membuat berita yg menyesatkan.
READ MORE - Metro TV dan TV One, Serupa Tapi Tak Sama

Kamis, 27 September 2012

TAJALI (MANIFESTASI AL-HAQ) DAN MARTABAT TUJUH


TAJALI (MANIFESTASI AL-HAQ) DAN MARTABAT TUJUH

Kata “tajali” (Ar.: tajalli) merupakan istilah tasawuf yang berarti ”penampakan diri Tuhan yang bersifat absolut dalam bentuk alam yang bersifat terbatas. Istilah ini berasal dari kata tajalla atau yatajalla, yang artinya “menyatakan diri”.

Konsep tajali beranjak dari pandangan bahwa Allah SWT dalam kesendirian-Nya (sebelum ada alam) ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya. Karena itu, dijadikan-Nya alam ini. Dengan demikian, alam ini merupakan cermin bagi Allah Swt. Ketika Ia ingin melihat diri-Nya, Ia melihat pada alam. Dalam versi lain diterangkan bahwa Tuhan berkehendak untuk diketahui, maka Ia pun menampakkan Diri-Nya dalam bentuk tajali.
Proses penampakan diri Tuhan itu diuraikan oleh Ibn ’Arabi. Menurutnya, Zat Tuhan yang mujarrad dan transendental itu bertajali dalam tiga martabat melalui sifat dan asma (nama)-Nya, yang pada akhirnya muncul dalam berbagai wujud konkret-empiris. Ketiga martabat itu adalah martabat ahadiyah, martabat wahidiyah, dan martabat tajalli syuhudi.

Pada martabat ahadiyah, wujud Tuhan merupakan Zat Mutlak lagi mujarrad, tidak bernama dan tidak bersifat. Karena itu, Ia tidak dapat dipahami ataupun dikhayalkan. Pada martabat ini Tuhan—sering diistilahkan al-Haq oleh Ibn ’Arabi—berada dalam keadaan murni bagaikan kabut yang gelap (fi al-’amâ’); tidak sesudah, tidak sebelum, tidak terikat, tidak terpisah, tidak ada atas, tidak ada bawah, tidak mempunyai nama, tidak musammâ (dinamai). Pada martabat ini, al-Haq tidak dapat dikomunikasikan oleh siapa pun dan tidak dapat diketahui.

Martabat wahidiyah adalah penampakan pertama (ta’ayyun awwali)atau disebut juga martabat tajali zat pada sifat atau faydh al-aqdas(emanasi paling suci). Dalam aras ini, zat yang mujarrad itu bermanifestasi melalui sifat dan asma-Nya. Dengan manifestasi atau tajali ini, zat tersebut dinamakan Allah, Pengumpul dan Pengikat Sifat dan Nama yang Mahasempurna (al-asma al-husna, Allah). Akan tetapi, sifat dan nama itu sendiri identik dengan zat. Di sini kita berhadapan dengan zat Allah yang Esa, tetapi Ia mengandung di dalam diri-Nya berbagai bentuk potensial dari hakikat alam semesta atau entitas permanen (al-’a’yan tsabitah).

Martabat tajalli syuhudi disebut juga faidh al-muqaddas (emanasi suci) dan ta’ayyun tsani (entifikasi kedua, atau penampakan diri peringkat kedua). Pada martabat ini Allah Swt bertajali melalu asma dan sifat-Nya dalam kenyataan empiris atau alam kasatmata. Dengan kata lain, melalui firman kun (jadilah), maka entitas permanen secara aktual menjelma dalam berbagai citra atau bentuk alam semesta. Dengan demikian alam ini tidak lain adalah kumpulan fenomena empiris yang merupakan lokus atau mazhar tajali al-Haq. Alam yang menjadi wadah manifestasi itu sendiri merupakan wujud atau bentuk yang tidak ada akhirnya. Ia tidak lain laksana ’aradh atau aksiden (sifat yang datang kemudian) dan jauhar (substansi) dalam istilah ilmu kalam. Selama ada substansi, maka aksiden akan tetap ada. Begitu pula dalam tasawuf. Menurut Ibn ’Arabi, selama ada Allah, maka alam akan tetap ada, ia hanya muncul dan tenggelam tanpa akhir.

Konsepsi tajali Ibn ’Arabi kemudian dikembangkan oleh Syekh Muhammad Isa Sindhi al-Burhanpuri (ulama India abad ke-16) dalam tujuh martabat tajali, yang lazim disebut martabat tujuh. Selain dari tiga yang disebut dalam konsepsi versi Ibn ’Arabi, empat martabat lain dalam martabat tujuh adalah: martabat alam arwah, martabat alam mitsal, martabat alam ajsam, dan martabat insan kamil.

Martabat alam arwah adalah ”Nur Muhammad” yang dijadikan Allah Swt dari nur-Nya, dan dari nur Muhammad inilah muncullah ruh segala makhluk. Martabat alam mitsal adalah diferensiasi dari Nur Muhammad itu dalam ruh individual seperti laut melahirkan dirinya dalam citra ombak. Martabat alam ajsam adalah alam material yang terdiri dari empat unsur, yaitu api, angin, tanah, dan air. Keempat unsur material ini menjelma dalam wujud lahiriah dari alam ini dan keempat unsur tersebut saling menyatu dan suatu waktu terpisah. Adapunmartabat insan kamil atau alam paripurna merupakan himpunan segala martabat sebelumnya. Martabat-martabat tersebut paling kentara terutama sekali pada Nabi Muhammad saw sehingga Nabi saw disebut insan kamil.
Tajali al-Haq dalam insan kamil ini terlebih dulu telah dikembangkan secara luas oleh Abdul Karim bin Ibrahim al-Jili (1365-1428, tokoh tasawuf) dalam karyanya al-Insân al-Kâmil fî Ma’rifat al-Awâkhir wa al-Awâ’il (Manusia Sempurna dalam Mengetahui [Allah] Sejak Awal hingga Akhirnya). Baginya, lokus tajali al-Haq yang paling sempurna adalah Nur Muhammad. Nur Muhammad ini telah ada sejak sebelum alam ini ada, ia bersifat kadim lagi azali. Nur Muhammad itu berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam berbagai bentuk para nabi, yakni Adam, Nuh, Ibrahim, Musa–salam Allah atas mereka semua—dan lain-lain hingga dalam bentuk nabi penutup, Muhammad saw. Kemudian ia berpindah kepada para wali dan berakhir pada wali penutup (khatam awliya), yaitu Isa as yang akan turun pada akhir zaman.

Dalam tradisi esoterisme Syi’ah, para imam Syi’ah Imamiyah—sejak Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib hingga Imam Mahdi (yang digaibkan Allah)—merupakan wali-wali yang memanisfetasikan diri sebagai insan kamil hakiki. Kepada merekalah, para pengikut Syi’ah Dua Belas sering kali bertawasul agar kebutuhan material-spiritual mereka terpenuhi.

Demikianlah proses tajali al-Haq pada alam semesta. Wadah tajali-Nya yang paling sempurna adalah insan, sementara insan yang paling sempurna sebagai wadah tajali-Nya adalah insan kamil dalam wujud Nabi Muhammad saw. Allahumma shalli ’ala Muhammad wa âli Muhammad.
READ MORE - TAJALI (MANIFESTASI AL-HAQ) DAN MARTABAT TUJUH

Senin, 13 Agustus 2012

Surat Buat Ibu Untuk Para Aktivis Kampus (oleh Sayed Mahmuddin Tanjong)


‎"Dimana rumahmu Nak?"

Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.

Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?

Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?

Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.
READ MORE - Surat Buat Ibu Untuk Para Aktivis Kampus (oleh Sayed Mahmuddin Tanjong)

Sabtu, 11 Agustus 2012

Moment Ukhwah Kader Umat

Sigli- 11 Agustus 2012.
Pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Islam-Himpunan Mahasiswa Islam (LAPMI-HMI) Cabang Sigli Periode 2012-2013 mengadakan Buka Bareng (Bubar) sesama pengurus dan kader HMI Cabang Sigli di Mie Caluek Cafe yang terbungkus dalam tema "Moment Ukhwah Kader Umat". Dalam acara ini peserta yang hadir sebanyak 24 orang.

Suasana ceria terlihat dari wajah kader yang hadir dan saling memperlihatkan kebersamaan dan kekompakan. Direktur Umum LAPMI-HMI Cabang Sigli Berharap, semoga rasa persaudaraan, kebersamaan, kekompakan dan persaudaran ini bisa terjalin dalam masa yang tidak terhingga.

Salam Jurnalist dan salam sejahtera untuk kita semua.
READ MORE - Moment Ukhwah Kader Umat

Selasa, 31 Juli 2012

Panorama (oleh Desi Yuliana Putri)


Sungai berliku. .
Air pun mglir nan Membawa kejernihan.
Segala Panorama Tercurahkan.


Teduhku. .
Semakin Damai. .
Seakan. . .
Tak Pernah Meronta. . .
 

Ku lIhat ke setiap hilir Sungai. .
Sungguh Indah Panorama Alam ini. . .
Senantiasa Angin yang berhembus.
Membawa keteduhan dalam jiwa. .



Indah . .
Sungguh indah. .
Tak bisa d lukiskan dengan kata.

Minggu,29 juli 2012 ;17:28
karya :

A.Yuliand
READ MORE - Panorama (oleh Desi Yuliana Putri)
Template by : kendhin x-template.blogspot.com