Kamis, 28 Juni 2012

JADILAH DIRI SENDIRI JANGAN MENGEKOR

             Dewasa ini ,pengidolaan terhadap orang yang di kagumi hampir terjadi pada setiap orang.soal idola sangat bervariasi ada yang mengidolakan bintang sepak bola,bintang Hollywood,atau bintang-bintang lainnya,bahkan sikap pengidolaan itu telah menjurus  kepada sikap yang berlebihan ,banyak orang-orang yang kemudian meniru total sang idola. Semuanya di tiru baik dari gaya rambut,,model berpakaian,logat berbicaranya,cara jalannya sampai kebiasaan sehari-hari .

Miftahuddin
            Akan tetapi anda harus mencari idola yang tepat dan memang pantas dijadikan sebagai idola.selain itu,cobalah untuk sadar bahwa diri nanda berbeda dengan diri sang idola sehingga tidak perlu berlebihan dalam mengidolakannya.anda tidak sama dengan orang lain,bahkan bisa jadi anda lebih baik dari pada idola anda.boleh lah anda mengambil hal-hal yang baik dari pada sang idola,dan meninggalkan hal-hal yang kurang baik dari pada sang idola.Jadilah diri sendiri,jangan mengekor pada kesadaran orang lain.demikian seharus nya. Aku adalah aku, bukan anda,apalagi dia,masing –masing individu adalah berbeda tidak sama.Tanam kan persepsi bahwa aku yang memahami diri ku sendiri,mengetahui kelebihan dari kekurangan pribadiku juga potensi yang aku meliki. Aku harus menjadi diri ku sendiri,aku akn menjadi lebih baik,aku mampu menjadi yang terbaik karena aku memiliki kemampuan itu.aku juga mempunyai potensi untuk menjadi yang terbaik,minimal terbaik bagi diriku sendiri dan juga bagi kehidupan ku.
READ MORE - JADILAH DIRI SENDIRI JANGAN MENGEKOR

Rabu, 27 Juni 2012

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) gencar melakukan sosialisasi empat pilar. Sosialisasi empat pilar yakni yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika ternyata menelan dana yang sangat besar.

Menurut Kordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi sosialisasi empat pilar tersebut di tahun 2012 menelan Rp 318 miliar.

"Pada tahun anggaran 2012, MPR mempunyai alokasi anggaran sebesar Rp.318 miliar. Dan paling alokasi anggaran terbanyak adalah alokasi anggaran untuk sosialisasi oleh Anggota MPR RI di Daerah Pemilihan sebesar Rp 228 miliar," ujar Ucok dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (22/2).

Menurut Ucok, dari Rp 318 miliar tersebut sebagian besar memang digunakan untuk sosialisasi anggota MPR di Dapilnya. Bahkan anggaran untuk dialog empat pilar tersebut menelan Rp 53 miliar.

Berikut anggaran yang akan dihabiskan MPR untuk melakukan sosialisasi empat pilar tersebut.
1 Dialog 4 Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara Rp 53.966.242.000
2 Pagelaran Seni Budaya 4 Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara Rp 9.200.245.000
3 Pembuatan Komik Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara Rp 888.640.000
4 Pembuatan Film Animasi 3D Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara Rp 527.120.000
5 Sosialisasi Oleh Anggota MPR RI di Daerah Pemilihan Rp 228.114.800.000
6 Training Of Training 4 Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara Rp 19.594.492.000
7 Lomba 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Rp 2.176.350.000
8 Focus Group Discussion (FGD) Rp 4.280.077.000
,,,

Jakarta, Sumbawanews.com. -  Sosialisasi 4 Pilar  diharapkan dapat menjadikan modal bagi para generasi penerus untuk menjadikan negara ini sebagai negara yang maju.

Akan tetapi Yusnijar SH salah satu peserta saresehan Budaya Nasional di Gedung MPR mengatakan selama berlangsungnya penyelenggaraan sosialisasi  4 Pilar Berbangsa dan Bernegara hal yang paling banyak digugat peserta adalah soal tataran implementasi dan realita. Pancasila sendiri sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menurut Yusnijar tidak pernah dipermasalahkan.

"Yang paling banyak digugat itu adalah tataran realita. Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara tak pernah digugat," kata Yusnijar, di gedung MPR, Senayan Jakarta, Rabu (23/5/2012).

Bahkan lanjut dia, dalam berbagai diskusi diantara sesama peserta muncul pertanyaan kritis antara lain mengatakan yang wajib disosialisasi 4 Pilar ini sesungguhnya penyelenggara negara, bukan rakyat. "Alasan mereka yang pegang kendali itu kan penyelenggara negara, mestinya mereka yang disosialisasi, rakyat belum perlu-perlu amat," ucapnya.

Anggaran yang digunakan untuk menggelar program sosialisasi empat pilar tahun 2012 berkisar Rp 1 trilyun yang diambil dari pos APBN tahun 2012.

"Sebelum APBN-P itu sekitar Rp 450 miliar, ada lagi tambahan setelah APBN-P. Tapi saya lupa pastinya, yang jelas tidak sampai Rp 1 triliun," ujar Taupiq Kiemas saat ditemui disela sela acara Seresehan Budaya Nasional di Gedung Nusantara V Rabu (23/5/2012).

Anggaran tersebut mengalami peningkatan, dimana tahun 2011 lalu, program sosialisasi empat pilar MPR RI hanya mendapat subsidi sekitar Rp 365 miliar hingga Rp 385 miliar.

Dana tersebut, kata Taupiq , digunakan untuk menggelar sosialisasi di 33 provinsi di Indonesia. Metode sosialisasi pun beragam, mulai dari ToT, penyuluhan secara langsung kepada guru PPKN sekitar 5 jam, lomba cerdas cermat tingkat SMA, jalur budaya dengan kesenian tradisional, forum seminar dan diskusi, hingga publikasi ke media.(Erwin Siregar)
READ MORE -

Minggu, 24 Juni 2012

Hilangnya Moralitas Anak Aceh



“Majunya sebuah bangsa maupun daerah dikarenakan merosotnya moral manusia”. Mungkin inilah yang dapat kita katakan, walaupun yang sebenarnya bukan begitu pengertian yang sesungguhnya.
Bak seorang wanitia tua yang begitu cantik jika dilihat dan begitu mempesona jika dipandang. Namun sungguh begitu lemah fisiknya. Pernahkan kita membayangkan bagaimana seorang nenek yang berumur 70 tahun dalam menilai dirinya?
Fahmi Ubit (Direktur Umum)
Pasti kesimpulan dari pada jawaban yang akan terjawab tentunya berupa suatu “kehidupan yang cepat berlalu” dan akan berkomentar bahwa hidupnya tidaklah “panjang” sebagaiman impiannya di usia belasan. Mungkin tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa suatu hari ia akan menjadi begitu tua. Namun kini, ia mencekam oleh kenyataan bahwa ia telah meninggalkan tujuh puluh tahun di belakangnya. Ketika muda, mungkin tak pernah terfikir olehnya bahwa kebeliaan dengan segala gairahnya akan berlalu begitu cepat.
Bila pada usia senja ia diminta untuk menceritakan kisah hidupnya, kengannya akan terangkum dalam pembicaraan selam lima atau enam jam saja. Hanya itulah yang tersisa dari yang disebutnya  sebagai “masa tujuh puluh tahun yang panjang”.
Daya pikir seseorang, yang melemah sesuai usia, dipenuhi banyak pertanyaan. Berbagai pertanyaan ini sungguh penting untuk direnungkan, dan menjawabnya secara jujur sangat mendasar untuk memahami seluruh aspek kehidupan : “apakah tujuan hidup yang berlalu begitu cepat ini? Mengapa aku harus terus bersikap positif dengan semua masalah kerentaan yang kumiliki? Apa yang kan terjadi di masa depan?”. Begitulah sekilas kutipan dari buku Harun Yahya yang berjudul “hakikat kehidupan” yang jawabannya sama-sama kita jawab dengan hati nurani kita masing selaku hamba-Nya yang hidup didunia yang mana semakin hari semakin kuat peradaban barat menguasai perilaku kita sehari-hari.

Pengaruh Globalisasi
Sebagaimana fenomena saat ini yang terjadi di bumi Iskandar Muda yang terkenal dengan daerah yang sangat kental akan Islam sehingga mendapatkan title “serambi mekkah” lambat laun mulai merosot.
Jika pada masa kecil orang tua sangat menekankan anaknya untuk terus menuntut ilmu akhirat selain dari ilmu dunia. Kebiasaan ini semakin hilang dari kehidupan kita. Balai pengajian semakin ketinggalan, jamaah mulai hilang apalagi kebiasaan silaturrahmi. Akan tetapi justru berlomba-lomba untuk mengejar ilmu dunia. Ditambah lagi dengan kemudahan yang diberikan kepada kita berkat kecanggihan teknologi seperti : hand phone dan internet.
Ini semua tidak terlepas dari sebuah sistem yang dibuat secara khusus sehingga kita lupa akan tugas dan fungsi kita sebagai hamba-Nya yang hidup di dunia yang mana merupakan tempat di ujinya kita apakah kita sadar atau tidak.
Pengaruh Demokrasi
Demokrasi merupakan sebuah sistem yang membuat kita bebas melakukan apa saja, namun tidak terlepas dengan koridor hukum yang telah tercantum, baik itu hukum perdata maupun hukum pidana.
Sistem demokrasi saat ini sudah menjadi pintu kebebasan bagi semua komponen masyarakat, terutama untuk berekspresi dan mengutamakan hak dalam segala ruang. Tidak hanya politik, demokrasi juga menyentuh ranah social, dimana hak seseorang tidak boleh diganggu gugat oleh orang lain meskipun hak itu tidak dibenarkan menurut adat dan budaya setempat (lokal). Namun, demokrasi melegalkannya tanpa harus memahami adat setempat.
Berkat demokrasi sekarang sangat banyak masyarakat mulai dari umur belasan sampai kepada yang sudah mempunyai kepala tiga yang sudah bebas dari nilai adat dan budaya sendiri. Sebagai contoh, dalam kehidupan bermasyarakat para generasi muda sudah tidak lagi menghormati dan menghargai orang yang lebih dewasa (orang yang seharusnya mereka hormati) hanya karena factor kekuasaan dan kekayaan, berpakaian yang tidak sepatutnya digunakan, dan berpacaran yang luar biasa di tempat umum sebagaimana orang barat, termasuk dalam hal perjudian. Ini adalah tanda-tanda kecacatan etika dan moral. Inilah yang sangat meresahkan kita yang hidup di bumi yang mendapatkan title Serambi Mekkah ini.
Khusus di Pidie dan umunya di Aceh, padahal dalam hal penegakan Syariat Islam, pihak pemerintah telah membentuk sebuah wadah yang mana untuk mencegah hal yang tidak sesuai dengan budaya dan adat Aceh. Persolaan pihak penegak Syariat Islam yang telah ditetapkan oleh pemerintah bukan lah semata-mata tugas mereka, akan tetapi ini menyangkut pribadi masyarakat menyangkut etika dan budaya.
Apakah ini pertanda bahwa dunia ini sudah sangat dekat akan kiamat hanya Dia (Allah) yang tahu.
Riwayat Penulis
Nama                            : Zulfahmi Ubit
Alamat                          : Keulibeut, Ulee Tutue
Kabupaten                    : Pidie
Kecamatan                   : Pidie
Pekerjaan                     : Mahasiswa/Kader HMI Cabang Sigli
Agama                         : Islam
Email/Contact Person   : zulfahmi_ubit@yahoo.com   / 0853 1073 6398

READ MORE - Hilangnya Moralitas Anak Aceh

Sabtu, 16 Juni 2012

DOA KAMI UNTUK MU KAWAN

Keluarga, sahabat, harapan dan cita-cita, itulah yang melekat pada pikiran seorang anak manusia yang mempunyai keinginan untuk perubahan yang begitu besar. Usia yang sudah memasuki masa puncak tak menghalangi niat sucinya untuk terus berjuang hidup sehingga kebahagian dan pertolongan bisa dia wujudkan.
Hidup ditinggalkan seorang pahlawan yang sangat berjasa yaitu seorang Ayah akibat korban konflik membuatnya tidak ada kata untuk menyerah, namun justru sebaliknya dia memperlihatkan motivasi yan luar biasa kepada siapa saja yang dia kenal.
Kemurahan dan keikhlasan hati membuat kami seakan bersalah ketika melihat tubuhnya terbaring lemas diranjang kesakitan, bakan tak kuasa menahan air mata terharu ketika kondisi kesehatan demikian, dia masih memikirkan serta membantu adik – adik nya yang sedang di tempa untuk menjadi pelopor umat dan bangsa oleh Himpunan yang mana telah ribuan mahasiswa/i di didik sebagaimana dia di godok.
Terkadang dengan canda yang membuat hati orang sakit akibat orang tersebut tidak mengenal dirimu. Namun dibalik itu dia sungguh bijak dan peduli akan nasib orang lain, walau itu cuma terasa oleh diriku.
Akan selalu kami kenang terutama diriku akan perjuangan, keikhlasan, kemurahan, kebaikan serta ketaatanmu terhadap yang maha Pemurah. Memang tidak secepatnya diriku membesukmu dimana kamu berbaring dan itu juga bukan disengaja, akan tetapi kondisi dan situasi bahkan keadaanlah yang membuat diriku bersikap demikian dan bukan berarti diriku lupa akan dirimu. Sekali lagi, semangat dan motivasi mu akan selalu diriku ingat, bahakan kami akan selalu ada untukmu kawan.

READ MORE - DOA KAMI UNTUK MU KAWAN
Template by : kendhin x-template.blogspot.com