Oleh
Musdaruddin
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari pikiran yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi patokan bagi bangsa-
bangsa di seluruh dunia.
Sebagai
suatu proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar
bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dilihat dari dimensi ruang akan
semakin dipersempit dan dari dimensi waktu semakin dipersingkat dalam
berinteraksi dan berkomunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di
semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan keamanan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu
cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita
hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh besar
bagi kehidupan suatu negara termasuk negara kita Indonesia. Pengaruh tersebut
dibagi menjadi dua yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh
positif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
Dilihat
dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika
pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati
diri terhadap negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan
mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan.
Dari
aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat
menunjang kehidupan nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin.
Dari
aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan
bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta
kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.
Pengaruh
negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
Aspek
politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut
terjadi akibatnya jati diri bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa
kita akan terpecah belah.
Aspek
Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll)
membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan
menghilangkan beberapa perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk
dalam negeri.
Masyarakat
kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada
orang tua, hidup metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat
mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang
cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai
kiblat.
Mengakibatkan
adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah
angka pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.
Munculnya
sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga. Dengan
adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita
sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum
tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya
kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Dampak
di atas akan perlahan-lahan mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, Akan
tetapi secara keseluruhan aspek dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi berkurang atau luntur. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat Indonesia secara global. Apa yang ada di luar negeri dianggap baik
memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Bila
dilaksanakan belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dilaksanakan akan
dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu
stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Pengaruh
Globalisasi Terhadap jati diri di Kalangan Generasi Muda.
Arus
globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari
cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas
tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi
internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat
diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan
memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa
yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno,
bahkan sampai terkena penipuan. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan
wajib mereka yaitu hand phone, apalagi sekarang ini mulai muncul hand phone
yang berteknologi tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi
kita lihat alat musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini
jika kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi
tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan handphone
tersebut.
Dilihat
dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun dan
cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Jika
pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral
generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta
terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus
bangsa tidak memiliki jati diri?
Marilah
kita Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia, terima globalisasi dengan rasa
kritis dan banyak melakukan hal positif dalam menggunakan globalisasi yang ada sekarang
ini. Sebagai masyarakat Indonesia mulai dari sekarang kita utamakan produk
dalam negeri dan kenali kebudayaan kita.
Oleh
Musdaruddin
(direktur pengembangan dan pelatihan LAPMI Cabang Sigli