Antara: HMI dan Perkaderan
oleh
Fahmi Ubit
oleh
Fahmi Ubit
Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Ya. Begitulah nama organisasi yang berdiri pada tanggal
05 Februari 1947 yang diprakasai oleh mahasiswa yang bernama Lafran Pane yang
berfungsi sebagai organisasi perkaderan.
Mengutip
apa yang di katakan oleh beliau yaitu “bubarkan saja HMI” membuat semua orang
diam. Kata-kata ini mempunyai nilai yang sangat dalam jika kita mengkajinya.
Menurut beliau, apa yang dilakukan oleh HMI juga dapat dilakukan oleh organisasi
lain, misalnya membantu masyarakat. Namun, yang membedakan HMI dengan
organisasi lain adalah “perkaderan”.
Disinilah
nilai tinggi yang sudah tertanam dalam sanubari organisasi yang tiada hentinya
melahirkan kader uamt dan bangsa yang membuat nama HMI ini melambung tinggi.
Jika
kita ibaratkan dengan usia seorang anak manusia, maka HMI merupakan manusia
ajaib yang sudah berusia 65. Sudah terlalu banyak anak bangsa dicetak oleh HMI sehingga
mereka saat ini sudah berada pada jabatan yang luar biasa, baik dalam bidang
pemerintahan, politik. Namun, apa yang mereka berikan kepada HMI.
Perkaderan
merupakan sebuah tugas yang harus dipertahakan dan diterapkan dalam HMI sampai
kapan pun. Didalam hal perkaderan juga tidak boleh pilih kasih. Secara
teoritis, bahwa perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara
sadar dan sistematis selaras dengan pedoman perkaderan, sehingga memungkinkan
seorang kader mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader muslim
intelektual professional, yang memiliki kualitas insan cita.
Dalam
aktivitas keseharian, HMI sebagai organisasi kader harus mempunyai platfrom
yang jelas dalam menyusun agenda. Daya sorot HMI terhadap persoalan, tergambar
pada penyikapan kader yang memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas
(mustadh’afin) serta memperjuangkan kepentingan kelompok ini dan membekalinya
dengan senjata ideologis yang kuat untuk melawan kaum penindas (mustakbirin).
Namun,
yang terjadi saat ini pada HMI terutama dalam hal perkaderan justru sebaliknya,
kader yang sudah menjadi anggota HMI malah kabur dan hampir sama juga dengan
mahasiswa yang ukan kader HMI. Bahkan yang lebih parah lagi ketika sudah mengikuti
Basic Training (LK-I) mereka kecewa akan HMI. Dan itu yang menjadi pertanyaan
besar kita sebagai kader HMI, terutama di Bidang Perkaderan. Mahasiswa yang
ingin masuk HMI, ketika kita bertanya, apa tujuan anda masuk HMI? Jawabannya
adalah ingin mencari pengalaman, ilmu organisasi sampai dengan jawaban ingin
seperti kader HMI yang “saya kenal/kagumi”. Jawaban yang diberikan “yang saya
kenal/kagumi” itu seperti apa?
Oleh
karena itu, maka dipandang perlu untuk berpegang kepada landasan perkaderan
yang sudah ada dalam organisasi ini, yang merupakan strategi besar perjuangan
HMI dalam menjawab tantangan organisasi yang sesuai dengan setting social dan
budaya yang berlaku dalam konteks zaman masing-masing cabang yang ada di bumi
Iskandar Muda ini.
Yakin
Usaha Sampai Untuk Kemajuan !!!
Bahagia HMI !!!
0 komentar:
Posting Komentar