Senin, 21 Mei 2012

Mencari Jiwa Yang Terbenam


Jiwa muda merupakan sebuah masa dimana gairah sedang membara dalam menjalani hidup. Hidup yang akan dihadapi saat ini sangatlah kejam. Jika hakikat kehidupan yang sebenarnya adalah untuk mencari ridha Allah, namun dalam konteks zaman yang serba canggih berkat globalisasi ini bisa kita maknakan bahwa tujuan hidup adalah untuk bunuh membunuh.
Masa muda merupakan masa untuk menikmati hidup sebagaimana yang kita inginkan. Melihat remaja sekarang yang mejalani hidup begitu instan dan praktis membuat akal kita yang telah Allah berikan tidak pernah berfungsi sebagaimana fungsinya yang asli.
Suasana malam yang dilewati begitu meriah membuat kita lupa akan yang sepatutnya kita fikir. Lupa akan sang Pencipta, orang tua, menuntut ilmu yang bermanfaat untuk pribadi dan lupa akan tanggung jawab.
Hampir secara keseluruhan jiwa muda menghabiskan setiap waktu di mana kala hati dan perasaan sedang bahagia membuat jiwa larut dengan pasangan yang tidak sah yaitu pacaran yang sudah keluar dari nilai yang telah digariskan.
Namun berbeda dengan mereka bertiga yang senasib selalu menghabiskan waktu dalam hal yang menurut orang kebanyakan berfikir itu tidak penting bahkan sudah kadaluarsa dalam zaman serba modern ini. Betapa tidak, mereka mencari sesuatu yang mana hidup yang kami cari menurut kaca mata orang praktis bahwa hidup tidak jalas.
Cemoohan, tertawaan orang terhadap apa yang mereka lakukan tidak sedikit pun mereka hiraukan. Mereka sempat berpendapat sebagaimana yang Allah katakan bahwa Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum jika kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Mereka bertiga yakin bahwasanya keinginan mereka bertiga yang jelas berbeda ini pasti akan terwujud, baik itu datang dengan cepat maupun lambat.
Sejarah mencatat bahwa apa yang telah dilakukan oleh sesorang yang telah sukses meniti karir dalam hidup ini juga pada awalnya lebih menyedihkan lagi jika dibandingkan dengan apa yang kami lakukan saat ini.
Tidak ada kata mengeluh pada kami dalam melakukan semua ini. Orang yang telah sukses juga manusia, makan, tidur, bahkan mereka juga tidak sempat menempuh jenjang pendidikan yang tinggi untuk merasakan sebuah kesuksesan. Jika memang demikian yang tertulis dalam sejarah apakah kami tidak bisa meraskannya? Kami juga manusia yang butuh makan, tidur seperti mereka. Bahkan kami saat ini bisa mengecap dan merasakan nikmat serta pedihnya dalam menuntut pendidikan sampai ketingkat perguruaan tinggi.
Sebagaimana sebuah kata motivasi “hidup adalah perjuangan” jika kita sungguh maka anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan. Kenapa kami begitu yakin dengan apa yang kami lakukan dikarenakan bahwa Allah telah memberikan instrument selain Al-Qur’an sebagai petunjuk, kami diberikan suatu alat yang sangat luar biasa yang mana tidak semua makhluk mendapatkannya yaitu “AKAL”.
                                                                        Rabu, 21 Mei 2012 (Cabang HMI) 15:19 WIB

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com